Hari masih gelap. Hujan melengkapi pagi yang memang sudah basah
sejak semalam. Angin berhembus agak kencang pada Subuh 18 Januari itu.
Dingin. Beberapa pengurus Komunitas One Day One Juz (ODOJ) dari berbagai
daerah bergegas menembus pagi yang gelap itu, menuju sebuah masjid di
kawasan Bandara Soekarno Hatta. Mereka hendak bertemu dalam Rapat Kerja I
Pengurus One Day One Juz dengan membawa semangat dan sebuah cita-cita
besar: agar umat ini akrab dengan al-Quran, menjadikan tilawah al-Quran
sebagai kebiasaan keseharian.
Bukan tanpa alasan masjid tersebut dijadikan lokasi pertemuan
pengurus. Tempat itu dipilih dengan pertimbangan bahwa yang hadir dalam
Rapat Kerja itu memang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kawasan bandara dianggap strategis baik secara waktu maupun
geografis. Memang, pengurus One Day One Juz yang hadir dalam Rapat Kerja
selama dua hari itu bukan hanya berasal dari Jabodetabek, di antara
mereka berasal dari Sukabumi, Bandung, Solo, Wonogiri, hingga Palembang.
Bagi mereka yang menempuh jalur darat, banjir menjadi
penghambat dalam perjalanan menuju bandara pagi itu. Namun hal itu sama
sekali tidak menurunkan semangat anak-anak muda tersebut untuk
bersilaturahim sesama pengurus ODOJ, yang di antaranya baru akan bertemu
wajah pada hari itu setelah sekian lama akrab mengobrol di grup
WhatsApp. Di antara mereka bahkan ada yang berangkat dari rumahnya
pukul tiga dini hari menggunakan kereta demi cita cita besar Komunitas
One Day One Juz. Semuanya dengan ongkos dari kantong-kantong sendiri.
Untuk hal ini, apa namanya jika bukan ketulusan…?
Anak-anak muda itu berkumpul untuk merumuskan satu agenda: membuat
konsep terbaik agar target tilawah satu juz per hari menjadi kultur bagi
umat ini. Cita-cita besar menyelimuti dada mereka, meluap. Usulan,
masukan, hingga kritik saling melengkapi dalam Rapat Kerja tersebut.
Perasaan bercampur aduk antara keinginan untuk mempertahankan pendapat
pribadi dengan keputusan hasil raker. Namun ketika keputusan telah
ditetapkan, semua patuh pada hasil musyawarah. Dari interupsi-interupsi
yang muncul, diketahui bahwa mereka adalah aktivis-aktivis yang telah
matang berorganisasi. Semua boleh mengajukan usul, bahkan bersilang
pendapat mengenai misalnya –yang paling banyak memakan waktu—mengenai
limit waktu tilawah harian, apakah akan ditetapkan oleh pengurus pusat,
atau oleh kebijakan masing-masing grup, yang akhirnya ditetapkan bahwa
batas waktu tilawah harian dikembalikan sesuai kesepakatan anggota di
grup masing-masing, karena setiap kita punya kesibukan tak serupa.
Setelah keputusan ditetapkan, semua pengurus sam’an wa tha’atan. Bukan memisahkan diri atau menunjukkan pernyataan sikap. Sebuah sikap dewasa yang melampaui usia muda mereka.
One Day One Juz, Apa Namanya jika Bukan Ketulusan?
Sejak awal, Komunitas One Day One Juz menyatakan dirinya sebagai
komunitas non profit. ODOJ bukan perkumpulan bisnis, juga bukan
subdordinat dari partai politik tertentu. Bahkan untuk kehati-hatian
dan menjaga prinsip tersebut, sejauh ini ODOJ belum memberikan
persetujuan bagi siapapun yang ingin mencetak kaos mengatasnamakan
Komunitas ini. ODOJ juga tidak menginginkan komunitas ini menjadi bagian
dari partai politik tertentu, atau dimanfaatkan oleh partai politik.
Bahwa ada di antara anggotanya yang merupakan pengurus parpol, itu
adalah hak personal sebagaimana ada pula anggotanya yang merupakan
pebisnis.
ODOJ ingin bekerja seikhlash-ikhlashnya. Seandainyalah komunitas ini
menginginkan materi, tentu mencetak kaos secara massal sejumlah 75000
member per-awal Februari ini adalah hal yang menggiurkan. Atau
memanfaatkan jumlah member yang terus berkembang itu untuk kepentingan
tertentu, sangatlah terbuka. Tapi bukan itu rupanya yang mereka cari.
Yang mereka cari adalah keridhaan Allah, agar sebanyak mungkin umat
Islam berakrab-akrab dengan al-Quran.
Banyak sekali kisah menarik yang diceritakan oleh member, seperti
menunggu lampu merah dengan tilawah, menyengaja berhenti ketika
mengendarai sepeda motor untuk sejenak tilawah mengejar target karena
batas waktu laporan sudah mendekat. Membuka mushaf di kereta dan bis kota adalah hal yang sudah tidak asing, meng-install al-Quran
di HP yang sebelumnya penuh dengan aplikasi games kemudian mengganti
aktivitas games tersebut dengan tilawah. Alhamdulillah… urusan hati
Allah yang tahu…
ODOJ bergerak atas dasar ketulusan. Semua dibiayai oleh dana sendiri.
Tidak ada keluhan sama sekali ketika sepulang Raker tersebut seorang
mahasiswa pengurus ODOJ di Wonogiri ketinggalan kereta sehingga harus
kembali ke daerahnya keesokan harinya, semua dinikmati sebagai sebuah
bagian dari kontribusi terhadap dakwah. Berkeluh kesah tidak ada
tempatnya di sini. Ianya bukanlah sifat seorang pejuang…
Ada juga cerita selepas Rapat Pengurus Tanggal 1 Februari kemarin.
Seorang pengurus ODOJ asal Purwakarta bercerita di grup WhatsApp, bahwa
ia ketiduran di bus hingga bablas sampai Cirebon. Nampaknya ia terlalu
lelah karena hari itu harus mengikuti rapat ODOJ di dua tempat, pagi di
bilangan Jakarta Barat mengenai pengembangan sistem aplikasi ODOJ,
sementara siang hingga sore dilanjutkan dengan rapat acara Grand
Launching ODOJ yang rencananya digelar 4 Mei mendatang di Masjid
Istiqlal, setelah itu masih dilanjutkan dengan bermain futsal bersama
pengurus ODOJ untuk menambah keakraban.
Ketika terbangun di dalam bus dan menyadari sudah terlewat begitu
jauhnya, ia diturunkan oleh kondektur bus antar provinsi itu di tengah
jalan ketika hujan, entah di daerah mana. Hari sudah larut malam ketika
itu. Ia berteduh ke sebuah warung yang sudah tutup dan mengganjal lapar
dengan nasi kotak yang ia bawa sewaktu rapat tadi siang. Bukan keluhan
yang diceritakannya, tapi sebuah kesyukuran bahwa nasi kotak yang
bercampur air hujan itu bisa jauh dari kemubadziran. Sampai Allah
menunjukkan padanya jalan pulang melalui pedagang telor asin yang
memberitahunya arah ke Purwakarta. Laa haula wa laa quwwata illa billah…
apa namanya komunitas ini jika bukan ketulusan?
Cita-Cita Besar ODOJ
Komunitas One Day One Juz memiliki sebuah cita-cita yang mulia.
Pengurus komunitas ini membayangkan sebuah kondisi umat ini di masa
depan, di mana orang-orang membaca al-Quran di halte bus adalah hal yang
lazim. Di mana suatu saat nanti, ketika kita melihat ada orang membuka
mushaf di bandara, di stasiun, di terminal, di dalam bis kota, di dalam
kereta, bukan lagi hal yang aneh. Akan tiba pada masanya di mana kaum
Muslimin akan berdekat-dekat dengan al-Quran, membuka lembar demi
lembarnya, membacanya teratur dan selesai mengkhatamkannya setidaknya
satu kali dalam satu bulan.
Dan cita-cita ini tak berhenti sebatas wacana. One Day One Juz adalah
sebuah gerakan massa, riil, kongkret. Mereka mungkin bukan orang-orang
yang terbiasa khutbah di mimbar-mimbar, bukan mereka yang bisa
memberikan sejumlah dalil ketika berceramah. Tapi mereka ingin berikan
kepada umat ini sebuah kontribusi yang nyata: mendekatlah pada Allah
melalui kitab suci-Nya…
Untuk itulah bimbingan para asatidz dan ulama diperlukan di sini.
Bagaimana pun angka 75000 umat Islam dan akan terus berkembang yang
bergabung dalam gerakan ini bukanlah jumlah yang sedikit. Pengurus ODOJ
pun berhati-hati dalam menerapkan aturan sehingga diskusi-diskusi
acapkali terjadi di grup
pengurus, yang membawa pada kesimpulan bahwa
pengurus akan bersilaturahim kepada para asatidz dan ulama mengenai
mekanisme-mekanisme yang berlaku di ODOJ. Sejumlah list para asatidz dan
ulama kenamaan pun telah ditulis. Pengurus ODOJ telah menjadwalkan
untuk bertemu dengan seorang tokoh salafy untuk meminta pandangan beliau
mengenai ODOJ dari perspektif syariah, juga para asatidz dan ulama lain
dari berbagai Ormas Islam untuk meminta pandangan terhadap hal serupa.
Semua dilakukan karena sebuah kesadaran, para ahli ilmu adalah penerang,
pelita yang menunjukkan jalan yang benar.
Semoga kesadaran umat terhadap al-Quran semakin membesar dan
membesar. Di Malaysia, kini sudah terbentuk 20 kelompok ODOJ dengan
anggota warga negara asli Malaysia. Sementara itu kini member ODOJ sudah
menyebar ke berbagai negara seperti Australia, Singapura, Brunei,
Jerman, Jepang, Turki, Hongkong, Amerika, Qatar, dan lain-lain..
Allahumma bimbinglah kami semua..
Bimbinglah kami semua…
Cita-Cita Besar Komunitas One Day One Juz
HOT VIRAL
-
Biodata Lengkap Endi Arfian Nama Lengkap : Arfiandi Eka Putra Nama Lain : Endi Arfian Tanggal Lahir : 22 Mei 2001 Tempat Lahir: Jakarta, Ind...
-
Ada yang luput dari perhatian kita di tengah gencarnya berita tentang terorisme akhir-akhir ini. Beberapa hari lalu (4/12), sekelompok o...
-
Apa itu syiah dan siapa itu mereka Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran ...
-
DuniaB1ntang- David merupakan salah satu personil band Noah, yang walaupun baru menjadi anggota sejak 2006 ia pun memiliki banyak karya. t...
-
Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya terkadang kita menyepelehakan permasalahan yang satu ini mengenai Mandi wajib atau janabah, atau junub...